Laman

Kamis, 26 Januari 2012

Menyoal Pendidik yang Tak Bijak


                 Dunia pendidikan merupakan suatu wadah yang berfungsi untuk menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan. Begitu penting arti pendidikan dalam kehidupan kita. Tanpa pendidikan, kita tentu tak mungkin bisa mengeja huruf, mengenal angka, membaca, menulis, dan sebagainya, baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Adanya lembaga pendidikan adalah sebagai tempat untuk belajar.
            Dalam proses pembelajaran, melakukan kesalahan adalah hal yang biasa. Sebab, pada dasarnya peserta didik memang sedang berada pada tahap belajar, belajar, dan belajar. Misalnya, salah dalam menjawab pertanyaan. Mereka yang sudah pandai saja terkadang masih bisa melakukan kesalahan untuk menjawab soal, apalagi yang kemampuan intelektualnya minim.
            Di sini peran seorang pendidik sangatlah penting. Pendidik perlu untuk selalu membimbing dan memberi arahan kepada peserta didiknya. Jangan sampai mereka yang melakukan kesalahan malah dimarahi dengan menggunakan perkataan yang kurang tepat dan mungkin menyakitkan. Namun faktanya, ada beberapa pendidik yang bersikap seperti itu. Hal ini bisa membentuk pribadi anak menjadi seorang yang penakut, minder, dan tidak percaya diri. Tak hanya itu, semangat anak juga bisa patah karenanya.

Dalam dunia perkuliahan pun ternyata masih ada pendidik atau dosen yang menyikapi kekeliruan mahasiswa dengan cara yang kurang baik. Misalnya seperti mengatakan “bodoh” secara terang-terangan saat pelajaran berlangsung hanya karena mahasiswa tak membawa buku panduan. Jika memang mahasiswa melakukan kesalahan, maka hendaknya disikapi dengan bijak.
Jangan langsung mengeluarkan kata-kata kasar yang bisa jadi membekas di hati. Meskipun mahasiswa telah dewasa, tetapi tetap saja attitude (sikap) pendidik atau dosen yang semacam itu tidaklah mendidik
Seorang pendidik seharusnya dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya, baik pendidik dalam Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun Perguruan Tinggi. Figur pendidik merupakan sosok yang patut memberikan contoh yang baik berupa sikap positif, sehingga peserta didik bisa meneladani dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Perlu kiranya para pendidik berinstrospeksi diri agar mampu menghindari tindakan negatif yang bisa berimplikasi buruk pada jiwa peserta didik. Wallahu a’lam.

Oleh: Nurina Kamila
Dimuat di Surat Pembaca Jagongan, Harian Jogja.  Sabtu, 5 Nopember 2011

16 komentar:

  1. pernah banget dulu diajar sama guru yang killer...
    tapi kalo killernya mendidik, itu baik juga lho buat kesehatan, eh maksudnya buat pendidikan. i mean, siswa jadi termotivasi buat maju..
    trus pasti selalu ngerjain PR dan tugas2 dari si guru killer. itu lumayan bikin kita jadi rajin lho :D hehehe
    tapi kalo ngajarnya sampe ngata2in goblok atau kata2 kasar lainnya sih itu udah negatif affect

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyyaaa :)
      Lagian setiap perkatan itu adalah doa. kalau pendidik mengucapkan kata² yg negatif untuk peserta didiknya, itu sama halnya mendoakan sesuatu yg tdk baik utk si peserta didik. Killer kan juga ada batasnya ^_^

      Hapus
  2. kayaknya kalo pengajarnya yang salah suka bebrbuat seenaknnya pengalihan supaya gak malu )_(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmm....maybe :)
      tp memang ada pendidik yg karakternya seperti itu.
      pikirku, "Apa gunanya dong mengenyam pendidikan agama sampai setingkat Perguruan Tinggi tetapi sikapnya kpd peserta didik seperti itu??"

      *introspeksi diri ^^

      Hapus
  3. yap, ilmu gak bakal masuk ke otak kalo diajari dengan kekerasan. dan satu hal yang aku gak suka dari kebanyakan pengajar adalah mengajar hanya dengan membaca. jelas2 muridnya juga bisa baca. fuufufufu tidak ada tindakan yang nyata

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe :D
      iya juga tuh.
      mungkin pendidiknya kurang menguasai materi ^^

      Hapus
  4. dosenku, dosen fisika. ngajarnya enggak banget. masa yang disuruh nerangin ya mahasiswanya lewat presentasi. dan dosennya ? cuma duduk2 dengerin. pernah waktu mahasiswa nerangin eh dosennya malah tidur (-_-")

    BalasHapus
  5. memang ada sih dosen yg seperti itu. menurutku wajar, krn mahasiswa uda dewasa, mandiri. tp di akhir pelajaran, harusnya dosennya jg menjelaskan.
    but, kalo dosen tidur di kelas???
    hadew, contoh yg tdk baik ituh ^_^

    BalasHapus
  6. Ya begitulah manusia, gak ada yang sempurna. Begitu juga tenanga pengajar kita, ada yang baik ada yang galak. Mungkin maksud para pengajar ini baik, tapi cara penyampaiannya salah.

    BalasHapus
  7. terlebih soal sikap pengajar kpd murid,,,smpai skrg,,msi ada ajaaaaa guru/dosen yg mewajibkan anak didiknya beli buku panduan yg (katanya) bikinan sndri...wajib hukumnya beli dgn harga subhanallah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesalahan pendidikan di Indonesia, peserta didik hanya "dijejeli" materi pelajaran yg berjubel jumlahnya. Sudah begitu, nanti ada les tambahan dr sekolah di luar pelajaran. Tambah mumet murid'e...

      Hapus
  8. saya juga profesinya guru tapi alhamdulillahnya gak seperti pendidik yang digambarkan diatas sih....tapi ada juga teman seprofesi yang demikian cara mengajarnya ternyata eh ternyata kebanyakan dari mereka itu hanya kecebur dan terpaksa menjadi guru atau pendidik.karena gak diterima di profesi lain...menyedihkan deh...oh yah...joint back yah...ke blog saya :D ada artikel juga boleh tuh diberi masukan...biar bisa saling share..heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, lebih parah itu mbak kalau menjalani sebuah pekerjaan krn "terpaksa". Hadew, pasti melakukannya setengah hati & hasilnya jd g maksimal.
      Uda aku follow blognya mbaaa ^^

      Hapus
  9. Peserta didik mempresentasikan materi pembelajaran, dianalisis oleh peserta yang lainnya, sedangkan guru/dosennya sebagai mederator dan pengarah penguat kebenaran materi yang dipresentasikan cara itu peserta didik lebih cepat berkembang wawasannya serta menguasai,ini pengalaman yang kami rasakan semasa kuliah dan dosenya tidak pelit terhadap nilai, dosen itu yakin setelah dilapang mahasiswanya pasti memahami materinya lebih luas, jadi sebagai pendidik guru/dosen lebih membaca kedepan, Peserta didik itu pasti lebih maju dan sukses

    BalasHapus